MEDAN (.COM) – Sejumlah agenda penting akan mewaranai pasar keuangan dalam sepekan kedepan. Bank Indoensia dan Bank Snetral AS akan memutuskan besaran bunga acuannya di pekan ini.
Pada hari rabu BI akan menetapkan besaran bunga acuannya terlebih dahulu. Selanjutnya pada hari kamis The FED akan memutuskan besaran bunga acuannya, ucap Gunawan Benjamin, Pengamat Ekonomi Sumatera Utara kepada HarianStar di Medan, Minggu (17/3/2024)siang.
Akana tetapi, lanjutnya yang dikuatirkan oleh pelaku pasar bukanlah mengenai seberapa besar bunga acuan nantinya akan dipangkas. Tetapi bagaimana arah kebijakan Bank Sentral nantinya, serta pandangan kondisi ekonomi kedepan yang akan menjadi tolak ukurnya, tambah Gunawan.
Pasar akan bergerak sangat volatile, terlebih jika nantinya The FED diproyeksikan akan lebih lama lagi memangkas besaran bunga acuannya.
“Di sesi perdagangan pagi ini, kinerja IHSG ditransaksikan mendatar dan masih berkutat dikisaran 7.330. IHSG pagi ini juga bergerak dalam dua zona, yang menunjukan bahwa kinerja IHSG masih bergerak ambigu dan belum menunjukan arah yang jelas,” Katanya.
Akan tetapi saya lebih melihat potensi koreksi yang lebih besar dibandingkan dengan potensi penguatannya.
Demikian juga halnya dnegan kinerja mata uang Rupiah. Rupiah pada perdagangan hari ini ditransaksikan melemah di level 15.650 per US Dolarnya, paparnya.
Rilis data neraca perdagangan di pekan kemarin menunjukan terjadinya penurunan surplus yang lebih buruk dari ekspektasi sebelumnya. Surplus neraca dagang hanya sebesar $0.87 milyar, lebih rendah dibandingkan dengan ekspektasi dikisaran $2.3 milyar.
Gunawan menambahkan, harga emas juga terpantau mengalami penurunan yangs angat tajam pada perdagangan hari ini. Pelaku pasar pada komoditas emas justru lebih banyak melakukan aksi jual jelang keputusan bunga acuan di pekan ini.
Harga emas ditransaksikan di level $2.148 per ons troynya. Saya menilai pasar keuangan dan emas cenderung bergerak melemah hingga keputusan bung aacuan Bank Sentral nantinya,pungkas Gunawan. (abi)