Aditiya, Anak AKBP Achiruddin Hasibuan Bebas dari Penjara
MEDAN – Anak dari AKBP Achiruddin Hasibuan, Aditiya Abdul Ghany Hasibuan alias Aditiya Hasibuan telah bebas dari Rumah Tahanan (Rutan) Kelas I Tanjung Gusta Medan.
Aditiya dapat kembali menghirup udara segar setelah masa hukuman yang dijalaninya terkait kasus penganiayaan terhadap Ken Admiral dinyatakan berakhir.
Kepala Rutan Kelas I Tanjung Gusta Medan membenarkan hal tersebut. Aditiya resmi bebas dari tahanan usai mendapatkan remisi dan cuti bersyarat.
“(Aditiya Hasibuan) sudah (bebas),” kata Nimrot Sihotang singkat saat dikonfirmasi via telepon seluler, Rabu (10/1/2024).
Nimrot menyebutkan bahwa terpidana Aditiya Hasibuan telah bebas sejak Desember 2023 lalu.
“(Telah bebas sejak) bulan 12 tahun 2023,” sebutnya.
Terpidana Aditiya Hasibuan telah membayar restitusi (ganti rugi) sebesar Rp 52.382.200 yang dibayarkan secara tanggung renteng dengan Ayahnya, Achiruddin Hasibuan.
Kemudian, Aditiya juga telah menjalani pidana pokoknya, yaitu pidana penjara selama 1 tahun di dalam Rutan Kelas I Tanjung Gusta Medan.
Diketahui, Aditiya Hasibuan sebelumnya dihukum selama 1 tahun dan 6 bulan (1,5 tahun) penjara oleh Majelis Hakim Pengadilan Negeri (PN) Medan.
Selain itu, PN Medan juga menghukum Aditiya untuk membayar restitusi kepada Ken Admiral sebesar Rp 52.382.200 yang dibayarkan secara tanggung renteng dengan Ayahnya. Dengan ketentuan, apabila restitusi tersebut tidak dibayarkan, maka diganti dengan kurungan selama 2 bulan.
Merasa keberatan atas putusan tersebut, jaksa penuntut umum dan Penasehat Hukum (PH) Aditiya Hasibuan pun mengajukan banding ke Pengadilan Tinggi (PT) Medan.
Kemudian, PT Medan menjatuhkan hukuman yang lebih ringan dari PN Medan, yaitu pidana penjara selama 1 tahun dan membayar restitusi sebesar Rp 52.382.200 yang dibayarkan secara tanggung renteng dengan Ayahnya.
Dengan ketentuan, apabila restitusi tersebut tidak dibayarkan, maka diganti dengan pidana kurungan selama 2 bulan. Hingga akhirnya, putusan banding di PT Medan tersebut pun berkekuatan hukum tetap (inkrah). (red)