MEDAN (METROJURNAL.COM) –
Pemerintah menargetkan mengeliminasi penyakit tuberkulosis pada tahun 2030.
Untuk mencapai eliminasi tersebut, Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Medan bekerja sama dengan Halodoc mencari kasus tuberkulosis (TBC) paru sebanyak-banyaknya.
“Setelah kita temukan, kita obati sampai tuntas, sehingga tidak menjadi sumber penularan penyakit TBC di masyarakat. Hasil akhirnya adalah eliminasi TB,” kata Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinkes Medan, Pocut Fatimah Fitri kepada wartawan, Kamis (7/11/2024).
Pocut memaparkan strategi agar penemuan kasus tuberkulosis meningkat. Salah satunya gencar mendatangi keluarga pasien TB paru. “Inilah yang kita gencarkan bersama Halodoc, namanya Active Case Finding (ACF). Sasaran dari kegiatan ini adalah 6.500-an masyarakat yang berisiko tinggi atau pernah kontak erat dengan penderita TBC atau keluarga pasien TBC,” imbuhnya.
Kata Pocut, ACF yang dilakukan ini sama dengan seperti yang dilakukan terhadap kasus COVID-19 yakni 3T (tracing, testing, treatment).
“Semua kasus yang terkonfirmasi Covid, kita datangi rumahnya, lalu kita tanya yang kontak erat dengan pasien dan kemudian di swab. Setelah kita swab, ternyata ada yang positif, maka kita obati. Prinsip seperti ini yang kita jalankan untuk meningkatkan penemuan kasus baru TBC,” jelasnya.
Disebutkannya, dengan ACF tersebut pihaknya menggali sebanyak-banyaknya termasuk yang berisiko penderita diabetes melitus, orang dengan HIV/Aids (ODHIV) dan kontak erat dengan penderita TBC.
“Hari ini mungkin sudah 32 dari 41 Puskesmas yang sudah siap melakukan ACF bersama Halodoc. Halodoc membantu kita untuk rontgennya. Mereka bawa portable x-ray, hasil Portabel X-ray ini dibaca dulu oleh Artificial intelligence (AI). Kalau hasilnya patologis abnormal, maka akan diteruskan ke radiologi. Lalu dilihat abnormal nya seperti apa, apakah TBC atau non TBC baru kita tindaklanjuti dengan pengobatan,” terangnya lagi. (YS)