Take a fresh look at your lifestyle.

Penanggulangan TB Tanggung Jawab Bersama

0 4

MEDAN (METROJURNAL.COM) – Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan Kota Medan, Dr. Pocut, menegaskan komitmen Kota Medan dalam mengeliminasi Tuberkulosis (TB) sebagai bagian dari upaya global dan nasional.

“Cita-cita kita sangat jelas, yaitu mengeliminasi TB di dunia, Indonesia, dan tentu saja di Kota Medan. Langkah-langkah yang akan diambil sudah terarah sesuai dengan kebijakan pemerintah pusat dan daerah, termasuk Perpres, Kementerian Kesehatan, Kemendagri, serta Kemenaker,” ujar Pocut dalam pertemuan TP2TB dalam rangka rencana aksi daerah penanggulangan TB di Kota Medan, Kamis (12/12/2024).

Pocut mengingatkan pentingnya keterlibatan seluruh sektor dalam upaya eliminasi TB, dengan menekankan bahwa slogan “TB is everybody’s business” harus diimplementasikan secara nyata. “Jika masih ada sektor yang merasa tidak terlibat, eliminasi TB akan sulit tercapai. Oleh karena itu, semua elemen masyarakat harus berkontribusi dalam upaya ini,” tambahnya.

Dinas Kesehatan Kota Medan sangat mengapresiasi dukungan berbagai pihak dalam penanggulangan TB, termasuk sektor swasta dan masyarakat.

Menurut Pocut, meskipun anggaran terbatas, dukungan eksternal sangat membantu mempercepat penanggulangan penyakit ini. Ia juga mengatakan, melalui tim percepatan penanggulangan TB yang telah terbentuk, seluruh kegiatan dapat dilaksanakan dengan lebih terstruktur dan terkoordinasi.

Selain itu, ia juga menyampaikan, upaya pemerintah pusat dalam menangani TB terus berjalan, dengan program utama yang menjadi prioritas dalam 100 hari pertama pemerintahan Presiden Prabowo. “Program utama yang harus diwujudkan termasuk pemeriksaan kesehatan gratis, penanggulangan TB, dan pembangunan berkualitas di daerah,” ujarnya.

Kota Medan, menurut Pocut, memiliki potensi besar dalam mendukung upaya eliminasi TB. “Medan memiliki SDM yang mumpuni, infrastruktur yang memadai, serta sistem yang mendukung. Kami yakin dengan dukungan masyarakat dan berbagai sektor, eliminasi TB di Medan akan terwujud,” ujarnya.

Dalam laporan terkini, Pocut mengungkapkan tingkat prevalensi TB di Kota Medan mulai menunjukkan penurunan yang signifikan. Angka kematian akibat TB pada 2023 diharapkan dapat diturunkan menjadi 6 per 100.000 penduduk, dan cakupan pengobatan kini mencapai lebih dari 90%. Meskipun demikian, ia menyatakan bahwa penemuan kasus baru masih perlu ditingkatkan, dan peran serta masyarakat dalam pencegahan sangat penting.

Medan juga telah memulai pengobatan TB yang resisten obat, yang sebelumnya hanya bisa dilakukan di rumah sakit besar, kini sudah bisa dilaksanakan di Puskesmas dan fasilitas kesehatan lainnya. “Kami berusaha untuk mempermudah akses pengobatan bagi masyarakat, agar pengobatan TB dapat dijalankan dengan baik,” ujarnya.

Keberhasilan pengobatan TB masih menjadi tantangan besar, terutama dalam hal keterlibatan pasien dan dukungan pengobatan jangka panjang. “Kami berusaha untuk mengejar target pengobatan yang lebih baik, meskipun ini adalah proses yang panjang,” ucapnya.

Di sisi lain, Pocut juga mengapresiasi peran serta sektor swasta dalam penanggulangan TB di Medan. “Di tahun 2024, rumah sakit swasta telah berperan penting dalam penanganan TB, dengan proporsi mencapai 61%. Namun, kualitas diagnosa dan pengobatan harus terus ditingkatkan,” ujarnya.

Sebagai langkah ke depan, Pemerintah Kota Medan sedang menyusun Rencana Aksi Daerah (RAD) untuk percepatan penanggulangan TB, yang akan dipantau secara berkala. “Kami berharap rencana ini dapat meningkatkan efisiensi penanggulangan TB di kota Medan, dengan melibatkan semua pihak, baik pemerintah, masyarakat, maupun sektor swasta,” imbuhnya.

Sementara itu, Kepala Bidang Sosial dan Budaya Bappeda Kota Medan, Suluh Aulia Harahap, S.IP, M.PA, menekankan pentingnya kolaborasi antara berbagai pihak dalam upaya penanggulangan Tuberkulosis (TB) di Kota Medan.

Dalam sambutannya, Suluh menjelaskan perusahaan-perusahaan juga dapat berperan melalui program Corporate Social Responsibility (CSR) untuk membantu memenuhi kebutuhan pasien TB selama masa pengobatan.

Ia juga menyebutkan, pentingnya komunikasi dan perubahan perilaku dalam penanggulangan TB, khususnya melalui Kementerian Agama yang berperan dalam fasilitasi edukasi di sekolah-sekolah dan lembaga keagamaan. “Komunikasi perubahan perilaku sangat penting untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang TB, dan hal ini juga bisa dilakukan melalui sekolah dan kampus,” ujarnya.

Selain itu, Suluh menyoroti peran Dinas Komunikasi dan Informatika (Kominfo) dalam mempublikasikan informasi terkait TB. Ia berharap meskipun informasi mengenai TB saat ini terbatas dan hanya diketahui oleh tenaga kesehatan, perlu ada upaya untuk membuat masyarakat lebih sadar akan bahaya TB melalui penyebaran informasi yang lebih luas. “Komunikasi yang lebih efektif dan penggunaan media sosial bisa menjadi sarana edukasi yang tepat, terutama untuk kalangan anak muda,” sarannya.

Suluh juga menekankan pentingnya materi edukasi yang menarik dan mudah dipahami, dengan mengusulkan penggunaan video yang menjelaskan gejala dan penanganan TB. “Konten edukasi yang menarik, seperti video, sangat efektif untuk menarik perhatian anak-anak muda yang aktif di media sosial,” imbaunya.

Terkait dengan strategi penanggulangan TB, Suluh menyebutkan ada enam strategi utama yang harus diterapkan, termasuk optimalisasi upaya promosi, pencegahan, dan pemberian pengobatan TB. Ia juga menyarankan agar masyarakat dan lembaga terkait dapat lebih aktif dalam memberikan masukan dan kolaborasi dalam program eliminasi TB. “Kami terbuka untuk saran dan masukan dari berbagai lembaga, agar kita bisa berkolaborasi dalam penanggulangan TB di Kota Medan,” kata Suluh. (YS)

Tinggalkan komen

Alamat email anda tidak akan disiarkan.