Angka Stunting di Sumut Turun, Kaper BKKBN: Ada Reward Bagi yang Berprestasi
SIMALUNGUN – Kepala Perwakilan (Kaper) Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Provinsi Sumatera Utara, Dr. Munawar Ibrahim, S.Kp, MPH, akan memberi apresiasi dan reward posisi kepada para ASN yang berprestasi dalam bekerja di Lingkungan Perwakilan BKKBN Sumut.
“Siapa yang mampu bekerja dengan lebih baik, kita akan prioritaskan untuk mendapatkan kesempatan yaitu ada reward posisi bagi ASN yang berprestasi, saya kira itu hal yang lumrah,” kata Munawar Ibrahim saat menghadiri kegiatan Konsolidasi SDM dan Satgas Stunting dalam rangka Percepatan Penurunan Stunting (PPS) tingkat Provinsi Sumatera Utara semester II tahun 2023 yang digelar di Hotel Khas Parapat, Kabupaten Simalungun, Senin (4/12/2023).
Munawar menjelaskan berdasarkan survei status gizi Indonesia (SSGI) tahun 2021 angka prevalensi stunting di Sumut sebesar 25,8 persen, turun menjadi 21,1 persen di tahun 2022.
“Dalam artian mengalami penurunan sebesar 4,7 persen. Sementara target penurunan angka prevalensi stunting yang telah dituangkan dalam RPJMD Provinsi Sumut tahun 2023 adalah 18,55 persen,” katanya.
Ia berharap, dengan berbagai SDM yang dimiliki seperti 33 TA satgas stunting, ada sebanyak 1.182 orang PKB di Provinsi Sumut, ada pula sebanyak 10.313 tim pendamping keluarga (TPK) yang terdiri dari 30.914 orang, yang tersebar di 6110 Desa dan Kelurahan yang ada di 455 Kecamatan di Provinsi Sumut, ada PPKBD dan sub PPKBD, tribina, ada pula 6 district coorsinator usaid erat di 6 Kabupaten/Kota.
“Kiranya ini dapat menjadi amunisi tersindiri untuk melipatgandakan sumber daya di tingkat lini lapangan dalam rangka peningkatan capaian bangga kencana dan percepatan penurunan stunting di provinsi sumatera utara,” katanya.
Deputi Pokja ADPIN BKKBN RI yang diwakili oleh Penyuluh KB Ahli Utama drg. Widwiono, M.Kes mengaku, bahwa perkembangan penurunan stunting di Sumut cukup baik bahkan optimis bisa turun setiap tahunnya.
“Saya punya keyakinan di Sumut bisa turun hingga 4 poin dari sebelumnya 21,1 persen menjadi 17 persen pada tahun 2023. Harapanya semoga tahun ini lebih baik lagi,” ujarnya.
Sementara Bupati Simalungun Radiapoh Hasiholan Sinaga yang diwakili Asisten Pemerintahan dan Kesra Kabupaten Simalungun Albert Rismawanto Saragih, SIP, M.Si menyampaikan, Pemkab Simalungun siap berkomitmen untuk percepatan penurunan stunting di Sumut.
“Kegiatan ini adalah untuk meningkatkan pengetahuan, skill para tim pendamping keluarga (TPK) untuk lebih siap, percaya diri dan menguasai tugas dan fungsinya ketika mereka melaksanakan tugasnya nanti di tengah masyarakat terutama di penekanan pencegahan stunting bagi anak-anak,” katanya.
Sehingga Pemkab Simalungan lanjutnya mengajak semua stakeholder agar ikut berkolaborasi untuk menurunkan angka stunting sesuai dengan yang ditargetkan.
“Kita terus melakukan kerjasama, bergotong-royong dari semua stakeholder terbaik, OPD lintas sektoral untuk bersama-sama ‘menyerbu’ seluruh anak-anak yang terkena dampak stunting dengan cara memberikan bantuan diantaranya memberikan asupan makanan tambahan. Sejauh ini cukup efektif dan berharap program itu bisa merangsang pertumbuhan anak-anak dengan baik dan hidup secara normal,” terangnya.
Sedangkan Satgas PPS Kabupaten Simalungun Arwin Noviandy menyampaikan, bahwa prevalensi angka stunting di Kabupaten Simalungun pada tahun 2022 sukses turun mencapai 10,6 persen dari 28 persen menjadi 17,4 persen.
“Berdasarkan hasil SSGI tahun 2022 bisa turun dari 28 persen menjadi 17,4 persen. Sementara untuk tahun 2023 masih berjalan ini, dan hasil finalnya belum kita terima apakah turun atau naik. Tapi kita punya target turun menjadi 16 persen. Tapi kami juga coba lebih jauh lagi paling tidak akhir capaian tahun 2024 berada pada angka 14 persen sesuai target nasional,” sebutnya.
Kegiatan tersebut dihadiri Ketua Pokja Advokasi dan KIE, Dra. Rabiatun Adawiyah, MPHR beserta tim pokja, tim pokja Hubalila, PKB, PLKB, Kader TPK, dan OPD KB Kabupaten/Kota se-Sumut. (YS)