RSUP H. Adam Malik Sukses Lakukan Operasi Transplantasi Ginjal ke Lima
MEDAN – Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik (RSUP HAM) kembali berhasil menjalankan operasi transplantasi ginjal untuk kelima kalinya pada, Senin (4/12/2023).
Sebelumnya, operasi yang sama dilaksanakan antara 2017 hingga 2019, dengan 4 pasien yang sukses menjalani prosedur tersebut.
Operasi kali ini yang pertama setelah masa pandemi Covid-19, didukung tim dari Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM). Proses transplantasi berlangsung dari pukul 08.22 WIB hingga siang hari.
Ketua Tim Transplantasi Ginjal di RSUP HAM, dr. Alwi Thamrin Nasution, SpPD-KGH, menyampaikan rasa syukur atas kesuksesan operasi tersebut. “Alhamdulillah operasi berjalan lancar. Dari persiapan hingga transplantasi, semuanya berjalan dengan baik. Keberhasilan operasi diukur melalui volume urin, dan hasilnya positif dengan urin keluar dalam waktu 5 menit setelah transplantasi,” ungkap dr. Alwi kepada wartawan.
Sesnagkan kondisi pasien, baik pendonor maupun penerima organ, saat ini dinyatakan sehat dan dirawat di ruangan ICU untuk pemantauan lebih lanjut.
Alwi juga menyampaikan, telah ada 4 calon transplantasi ginjal yang sedang dalam proses skrining, dengan rencana operasi untuk 4 orang lagi di masa mendatang.
Sementara Prof. DR.dr. Nur Rasyid, Sp.U (K), salah satu tim dokter dari RSCM, menyampaikan harapannya agar RSUP HAM dapat mandiri dalam pelaksanaan operasi transplantasi ginjal di masa mendatang.
“Sebenarnya setelah melakukan operasi transplantasi 5-6 rumah sakit bisa mandiri. Namun terkendala Covid kemarin. Di Adam Malik ini sudah cukup lengkap sehingga 2-3 kali lagi kami tidak perlu datang lagi. Memang tranplantasi ini bukan pekerjaan yang sederhana. Namun dengan SDM dan obat obatan yang lengkap saya rasa bisa berjalan dengan baik,” katanya.
Dr. dr. Maruhum Bonar Hasiolan Marbun, Sp.PD-KGH SDM menambahkan, dalam mencapai keberhasilan transplantasi ginjal ini dibutuhkan banyak orang yaitu baik dari segi SDM dan perlengkapan lainnya seperti obat-obatan.
“Karena untuk kasus ginjal kronik ini bila dilakukannya dialisis (cuci darah) sangat membutuhkan waktu dan tindakan khusus yang berkaitan dengan kebersihan. Nah, kalau dia transfer kita melakukan donor dari organ pasien yang sehat ke pasien yang sakit agar kembali normal dan memang harus ada kecocokan. Nah, kalau dialisis ini meskipun dikerjakan rutin tidak kembali normal karena ada bagian tertentu yang tidak bisa dikerjakan oleh mesin,” jelasnya yang bersyukur operasi kali ini dapat berhasil dilakukan.
Keluarga pasien yang ikut serta dalam temu pers tersebut mengucapkan sangat berterimakasih dengan tim dokter yang terlibat dan pihak RSUP HAM.
“Kami sudah mempertimbangkan semuanya. Akhirnya memutuskan keluarga sendiri yang menjadi pendonor. Dan, kami menggunakan BPJS Kesehatan,” ujar Dewi Sidabutar kakak dari pasien transplantasi ginjal merupakan warga Parapat. (YS)